HCMM HUMAN CAPITAL MATURITY MODEL - HR HOUSE INDONESIA
Human
Capital Maturity Model adalah tool HC atau tool HR (software) yang kami
buat dan susun untuk menjawab pertanyaan CEO kepada group HC atau group
HR terkait bagaimana mengukur efektifitas strategy framework HC yang
tertuang dalam main program HC yang begitu banyak dalam 1 tahun fiskal
terhadap pencapaian business objectives (3BL's) yaitu aspek finansial
PBT misalnya sebesar Rp 2 Triliun, aspek CSR dan aspek ecological tanpa
ada nilai negatif dari masyarakat ataupun negara. Untuk catatan, belum
semua perusahaan sudah sampai pada level pengukuran HCMM. Hirarki
dalam struktur pelaksanaan HC bisnis perusahaan dimulai saat sebuah
perusahaan membuat corporate strategic initiatives untuk HCM (corporate
level), business plan (business level), HC Master Plan (functional
level) dan HC Main Program (operational level) dan HC Strategic Budget
(aplicative level).
HCMM
membicarakan dan mengarahkan bagaimana mendeliver sustainable business
performance model yang efektif dalam menilai dan mengintegrasikan
program-program utama HC dengan pencapaian business goals perusahaan.
Umumnya
dalam level eksekutif selalu timbul pertanyaan dari Presiden Direktur
yang perlu dijawab secara komprehensif oleh CHRO ataupun group HC
terkait berapa besar efektivitas atau kontribusi program utama HC
(yang investasinya cukup mahal dan banyak) pada pencapaian business
objectives di akhir tahun fiskal. Karena secara signifikan CFO belum
melihat return terkait dari pelaksanaan program-program group HC pada
perusahaannya.
Sebelum
saya lanjutkan dengan penjelasan HC toolkit yang kami buat (HCMM Human
Capital Maturity Model kit) yang digunakan dalam pengukuran efektivitas
program-program HC secara makro (kolektif) dan mikro (individual), maka
saya akan mulai dengan bagaimana menjalankan sebuah organisasi yang
berfokus pada strategi korporasi, strategi HC dan kinerja .
Terkait
dengan strategi korporasi : maka secara umum perusahaan mendefinisikan
strategi bisnisnya dalam rencana 3 tahunan atau 5 tahunan dan HC
departemen harus menselaraskan strategi HC (strategi talent) nya dengan
strategi bisnis korporat. Strategi ini dikerucutkan menjadi strategi
kompetensi yang menggarisbawahi model leader seperti apa yang saya mau
buat untuk mendorong pencapaian business goals 3BL's. Ada 5 kriteria
resources (SDM unggul) dalam strategi kompetensi antara lain : disiplin
spritual, disiplin orang, disiplin pikiran, disiplin digital dan
disiplin tindakan.
Menetapkan
model kompetensi berbasis individu, leader dan entreprise. Model
kompetensi tadi kurang lebih ada 20 kompetensi yang cukup valid untuk
dijadikan pedoman kompetensi perusahaan.
Dilanjutkan
dengan pengukuran kompetensi yang didasarkan pada assessment untuk
level individu, leader dan enterprise dengan merujuk pada model
kompetensinya dan indikator-indikator perilaku yang menyertainya
sehingga didapat kelemahan dan kekuatan pada masing-masing level yang
menunjukkan perlunya sebuah pengelolaan perubahan organisasi
Integrasi
terpadu antara strategi kompetensi, model kompetensi dan pengukuran
kompetensi melahirkan leader atau talenta atau 1 dari 10 orang yang ada
di pasar yang berani saya bayar pada P90. Leader atau liga talent
nasional anda adalah karyawan yang mendorong pencapaian business
objective 3 BL's (BSC korporat). Inilah intisari implementasi HCM pada
perusahaan yaitu menciptakan "kritikal talenta".
Jadi
kembali sebelum saya jelaskan HCMM sebuah tool HC yang saya pakai untuk
mengukur efektivitas program-program HC yang begitu banyak dalam sebuah
perusahaan, maka saya perlu menekankan penjelasan bagaimana hubungan
terbentuknya liga talent nasional anda dengan strategi korporasi untuk
mencapai business goal perusahaan (kritikal talenta di atas)
Dan
sebelum ke tool HC yaitu HCMM dan logic model, saya menjelaskan
kembali bagaimana pola integrasi kompetensi dengan penilaian kinerja
jabatan sebagai berikut:
Ada 3
elemen substansinya yaitu : line manajer (penilai), kinerja jabatan
(objek yang dinilai = OUTCOMES) dan karyawan/direct report (orang yang
dinilai). Kinerja jabatan merupakan penjumlahan dari input + proses +
output = outcomes.
Maka
karyawan yang sesuai dengan persyaratan talenta (5 model disiplin di
atas = SDM unggul) dan memiliki hasil kompetensi yang handal (strategik
kompetensi, model kompetensi, pengukuran kompetensi) dan gesit/ligat
dalam pembelajaran kekinian yang cepat dan cermat (learning agility) ,
selalu belajar belajar selalu serta sudah sesuai dengan pencapaian
keseluruhan kinerjanya akan menjadi KONTRIBUTOR yang memberikan
OUTCOMES.
Setelah
penjelasan di atas tentang kriteria pembentukan model liga talent
nasional anda (kritikal talenta) dan integrasi kompetensi terhadap
penilaian kinerja yang bermuara pada terbentuknya sang KONTRIBUTOR yang
memberikan OUTCOMES, bagaimana dengan HCMM dan logic model dipakai dan
digunakan dalam mengukur efektivitas program-program HC dalam
perusahaan?
HCMM
Human Capital Maturity Model sebuah alat tool HC yang sudah dibuat dan
digunakan pada bisnis model perusahaan BUMN Telkom Indonesia untuk
mengukur dan menilai efektivitas program HC secara kolektif dan individu
(sustainable business performance model)
Mohon
ditunggu penjelasan tentang HCMM lanjutan dan bagaimana kaitannya dengan maturity model descriptive, diagnostic, predictive, prescriptive dan pre-emptive analytics ? dan program pelatihannya
sudah dilakukan dan akan dilakukan kembali di bulan Juli dan Agustus
mendatang. Salam HR HOUSE INDONESIA
#HRhouseINDONESIA
Salam
Haris H. Sidauruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar