haris

Senin, 12 Agustus 2019

COACHING COURSE @ SOS RUMAH ASUH BERBASIS KELUARGA BANDUNG

2 DAYS COACHING COURSE @ SOS RUMAH ASUH BERBASIS KELUARGA BANDUNG 

Dear Wow Talent,

Dalam situasi ekonomi saat ini peran pemimpin yang bisa memberikan coach menjadi pilihan bukan saja ideal tetapi sebuah keharusan untuk menciptakan model mental pemenang. Bahkan lebih dari pemenang.

Maka coaching dengan bahasa dan penyampaian yang disesuaikan tetap dalam koridornya sangat efektif pada organisasi yang membutuhkan keselarasan antara tujuan organisasi-strategi pencapaian dan program serta pelaksanaan dan kapasitas pekerjanya.

"COACHING" merupakan sebuah usaha yang dilakukan seorang coach atau pelatih untuk membuat orang yang dicoach menjadi lebih baik, tampil beda, berorientasi pada hasil dan waktu dan mutu yang bagus.  Jadi proses ini merupakan sebuah kerjasama atau kemitraan antara coach dengan  orang yang dicoach  (anda, saya, mereka, siapapun )  untuk memaksimalkan potensi dan profesionalime seseorang melalui proses yang mendrive dan menstimulasi cara berpikirnya (reframe mengubah sudut pandangnya ) untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi masalah.  Dan masalah tadi atau dalam dunia kerja kita bilang KPI yang kurang baik  menjadi sebuah makna baru dimana ada peluang untuk bisa dicapai dengan perbaikan kompetensi pribadi untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih baik.

Seorang coach punya lima dasar prinsip yang utama yaitu :

1. Mendengar dengan sabar dan aktif dalam melakukan umpan balik
2.  Jangan pernah memberi JAWABAN kepada orang yang kita coach (klien atau coachee)
3. Mengetahui kekuatan dan kelemahan diri  sebagai coach dan harus melakukan dan melihat permasalahan dari cara pandang orang yang dicoach dan pihak observer dan tentu dirinya sendiri.
4. Mengarahkan pada arahan menuju pencapaian target  dengan endorsement pertanyaan relevant terkait apa-apa saja yang sudah dilakukan sedang dilakukan dan akan dilakukan, dan megarahkan pembuatan rencana kerja dan bersama memfollow-up nya
5.Jangan sekali-kali mengarahkan pada ambivalensi, tetap guide pada koridor tujuan yang akan dicapai 









Minggu lalu kami berikan acara pelatihan coach dengan basis 11 kompetensi ICF dan melakukan praktek coaching 1 to 1 sehingga bisa diberikan masukan  bagaimana melakukan proses coaching yang baik dan benar, efisien dan efektif dalam mencapai GOAL nya.  Kami melakukan disebuah group SOS di area Jawa Barat disuatu tempat yang sejuk yang juga membantu dalam proses pelatihan coaching ini.

Perlu belajar dan terus melakukan prktek coaching dengan kontrol dan monitor pasca training, buatlah program sesi coaching pada area-area yang berkaitan langsung dengan kinerja yang perlu diperbaiki.

Dalam sesi pelatihan coaching saya juga menyampaikan hambatan hambatan yang bisa saja terjadi seperti hambatan anggaran, bila sudah jadi manajer tidak atau kurang ada waktu untuk mengcoach,  tidak bisa melakukan kajian akademis menghitung manfaat sebuah coaching yang berdampak pada keuntungan organisasi mis ROI, sama seperti pelatihan training harus ada ROTI yang bisa diukur dan dihitung.   

Hal lain masalah yang bisa menjadi hambatan adalah kurang membangun sebuah hubungan yang berkualitas , tidak mengklarifikasi peryataan yang tidak jelas dalam proses coaching, dan tidak punya visi untuk mendrive dan mendampingi coacheenya menjadi "PERSONAL PREMIUM".

Selain itu kita juga harus menjaga sebuah momentum dari proses coaching itu sendiri. Bagaimana kita melakukan proses persiapan, saat mendapatkan hambatan atau terobosan bagus dalam proses coaching dan juga saat penutupan sebuah proses coaching.  Semuanya punya momentum, sebuah energi berkelanjutan yang dibutuhkan dalam proses coaching apapun bentuknya.

Untuk mencapai hal di atas dalam proses training coaching dengan group SOS ini disampaikan 11 kompetensi yang harus dimiliki  yang dikelompokan dalam 4 kluster kompetensi.

Kompetensi-kompetensi tersebut antara lain :

I. Setting the Foundation  (Membangun Prinsip Dasar)
1. Meeting Ethical Guidelines and Professional Standards (Melakukan pedoaman  etika dan standar PRO)
2. Establishing the Coaching Agreement (Menetapkan  kesepakatan dalam coaching)
II. Co-creating the Relationship (Menbangun Hubungan)
3. Establishing Trust and Intimacy with the Client (Membangun kepercayaan dan  keakraban )
4. Coaching Presence (Berkomitmen hadir dalam coaching)
III. Communicating Effectively (Komunikasi Efektif)
5. Active Listening  (Aktif Mendengar)
6. Powerful Questioning (Pertanyaan yang berbobot dan spesifik)
7. Direct Communication  (Komunikasi Langsung)
IV. Facilitating Learning and Results  (Fasilitas Pembelajaran dan Hasil)
8. Creating Awareness (Menciptakan kesadaran)
9. Designing Actions  (Merencanakan dan merancang tidakan selanjutnya)
10. Planning and Goal Setting (Menetapkan Rencana dan Sasaran)
11. Managing Progress and Accountability  (Mengelola Kemajuan dan Tanggung Jawab).

Sesi praktek langsung proses coaching  dilakukan dengan problem yang sudah ditetapkan dan juga problem yang generik muncul dari situasi yang ada dalam organisasi dari klien kami.

Diakhir penutupan acara baik dari kami maupun pimpinan SOS mempunyai tujuan yang sama untuk menciptakan BUDAYA COACHING dalam sebuah organisasi ini agar bisa dijalankan dengan langkah-langkah kongkrit yang menjadi sebuah sistem yang harus dilakukan dengan mengikuti proses dari tahapan planning, directing, organising dan control.


Semoga sukses selalu  sehingga tercipta coach-coach internal yang kuat dan tngguh dan sungguh sungguh berkomitment memajukan organisasi dengan peran aktif sebagai "COACH UNGGULAN".

Salam,
Haris H. Sidauruk
HR HOUSE INDONESIA
Topi Kupluk Kecil
Grow Grain Grow Trees Grow People










Tidak ada komentar:

Posting Komentar