KEPEMIMPINAN DIGITAL
Faktor environmental sangat berpengaruh sekali pada jalannya
bisnis sebuah oranisasi (VUCA Volatility Uncertaint Complex Ambiguity) . Tidak
terkira pada kondisi saat ini banyak pemimpin haruslah berpikir dan bertindak
lebih cepat dari perubahan yang terjadi. Sudah banyak perusahaan yang tidak
bertransformasi baik dalam strategi dan operasionalnya keluar dari dunia
bisnisnya dan tidak lagi menjadi pemain utama. Jangankan pemain utama menjadi
pemain biasa pun tidak lagi ada tempatnya. Kuncinya adalah pada keahlian dan
agility dari pemimpin menjadi sebuah keharusan dan syarat yang tidak bisa tidak
sudah menjadi kemutlakan untuk memampukan pemimpin tersebut tetap mampu
membawakan perahu besarnya berlabuh ditujuan akhir. Terlebih lagi pada era digital, bukan lagi
yang cepat mengalahkan yang lambat , tetapi yang sangat cepat mengalahkan
kurang cepat, dan bukan hanya itu bahkan terlihat sekarang bukan saja yang
cepat tetapi yang INSTANT itulah sang pemenang dalam dunia bisnis. Mari
ikuti penerangan yang saya coba sampaikan dalam tulisan singkat ini.
Jadi kapasitas dinamis yang dibangun secara terus menerus
yang harus dimiliki oleh pemimpin yang agile sangatlah diperlukan untuk mampu
mengalahkan perubahan akibat environment yang tidak diduga terhadap dunia
bisnis dengan kesiapan dan kecepatan yang melebihi daam mengantisipasi
perubahan tadi, dan juga mempunyai ketangkasan dan kecepatan dalam mengatur
pembaharuan dan perubahan sumber daya internal yang dimiliki dalam merespon
perubahan dalam dunia bisnis saat ini.
Maka seorang pemimpin haruslah dimulai dari sifat-sifat
pekerja yang memiliki beberapa karakter kuat
antara lain :
- Credible activist , seorang yang bekerja sungguh sungguh pada bidang yang dikuasainya dan berorientasi pada kontribusi maksimal
- Memiliki mental model yang rendah hati tapi kuat dalam demanding atau menuntut hasil kerja maksimal
- Seorang visoner yang mampu menyampaikan dengan baik visi dan sasaran yang akan dicapai dan mampu menjadi contoh model yang kuat
- Bukan ingin menjadi pemain yang pintar sendiri tapi fokus pada pembelajaran team, artinya semua team menjadi sumber daya manusia yang unggul karena motivasi mereka yang kuat untuk terus belajar dan menjadi pemenang bahkan lebih dari pemenang
- Menguasai dan memanfaatkan sistem manajemen dalam organisasi untuk memajukan organisasi dalam mencapai visi, misi, nilai-nilai dan strategi organisasi menuju organisasi yang efektif, produktif dan profitable.
Menariknya lagi di Indonesia dari data BPS 2014 tingkat persentase kenaikan produktivitas
lebih rendah dibandingkan persentase kenaikan upah minimum (UMK) yang
artinyaketersediaan lapangan kerja dengan kubutuhan penduduk untuk bekerja
tidaklah proporsional lagi. Dan ini
menjadi bagian peran pemimpin dalam organisasi untuk juga berkontribusi bagi
negara selain berkontribusi bagi masing-masing organisasi sendiri. Pemimpin
hebat akan berkontribusi besar tidak hanya bagi organisasi dimana pemimpin
tersebut bekerja tetapi juga memberikan dampak tidak langsung peningkatan PDB
negara dimana organisasi perusahaan tersebut berdomisili.
Peran pemimpin dituntut untuk lebih fokus pada 4 kasta strategi
dan 4 level agility (ketangkasan , kelincahan):
- Strategi korporasi dan ketangkasan korporasi , yaitu strategi ditingkat atas atau tingkat korporate yang memberikan arahan atau guide lines, mengelola portofolio serta penataannya dan secara agile mampu melihat perubahan diluar organisasi yang akan memberikan dampak bagi internal organisasi dan harus melakukan kecepatan perubahan dalam menyikapinya secara tepat dan berkesinambungan
- Strategi bisnis, strategi di level divisi yang harus jeli melihat kelemahan dan kekuatan terkait dengan respon terhadap customer – pelanggan internal dan eksternal, berani mengambil keputusan tidak populer selama didukung dengan data-data yang valid dalampengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
- Strategi operasional, strategi di level operasional atau fungsional yang harus agile dalam merespon perubahan dari luar maupun dari dalam
- Strategi personel, yaitu strategi yang dimiliki para pekerjanya yang dibangun secara langsung maupun tidak langsung oleh karakter pemimpin yang kuat yang berorientasi pada bisnis yang unggul yang didasari oleh terbentuknya SDM unggul. SDM unggul selalu bersifat fleksibel dan dinamis dalam menyikapi perubahan organisasi dan menjadi agen perubahan yang berkualitas.
Pemimpin yang kuat dalam era digital saat ini harus
mempunyai peran yang kuat dalam memimpin keempat kasta strategi dan level
agility di atas. Saat gen “babby boomer
dan gen X ” kita pernah dengar nasihat atau petuah orang tua kita atau senior
kita “time is money” kelihatannnya sudah tidak valid lagi dan sudah digantikan
dengan “information is money” karena
merujuk pada pengambilan keputusan dalam kondisi environment yang tidak menentu
dan tuntutan organisasi harus tetap ada dalam liga bisnisnya. Terlebih pada gen “millenia” dimana mereka
sudah fokus pada “work life balance, inovasi dll” maka gaya pemimpin dalam era
digital sudah harus agile dalam setiap keputusannya dan berfokus pada people
and task engagement yang pada akhirnya memuaskan kebutuhan dan keinginan
investor. Tahun 2020 (data BPS) populasi piramida Indonesia adalah milenial
(34%), gen X (20%) dan gen Babby Boomer (13%), bisa dibayangkan apabila gaya
pemimpin seorang profesional tidak menyesuaikan dengan para pekerja
produktifnya yang kebanyakan gen milenial.
Dalam segala era generasi yang disebutkan di atas tetaplah
seorang pemimpin yang baik mempunyai kekuatan dalam hal :
- Model mental yang baik, yang fokus pada bisnis dan para pekerjanya.
- Mempunyai pandangan jauh ke depan dalam hal memiliki visi misi value dan strategi (VMVS) bagi organisasi yang dipimpinnya
- Mampu menyelaraskan VMVS dengan tingkat operasionalnya dan menciptakan operasional excellent, strategi eksekusinya harus kuat dan ada ukurannya (KPI)
- Mempunyai kompetensi untuk mendevelop dan menciptakan pemimpin –pemimpin baru.
Permasalahannya sampai seberapa jauh setiap pemimpin yang
disebut sebagai pemimpin melakoni keempat elemen di atas dengan baik?. Saya
pribadi mempunyai penilaian yang bila saya buatkan range penilaian dari skala
1-10, maka secara umum saya memberikan
penilaian pada skala 5 , artinya dari keempat elemen dasar baru pada pencapaian
secara rata-rata di angka 50% meski tidak dilengkapi dengan data eksperimen. Dan ini sebuah peluang untuk menunjukkan
untuk lebih memaksimalkan outcomes sebuah organisasi yang bisa dilihat dari keuntungan
bisnis prtofolionya dan berapa besar jumlah talent yang diciptakan oleh
pemimpin dalam sebuah organisasi.
Kembali kepada organisasi yang mengalami VUCA pada saat ini
dan juga pada masa mendatang, maka kepemimpinan sudah harus berevolusi dimulai dari
evolusi tingkat tertinggi hingga terendah yaitu :
- Pemimpin haruslah seorang yang agile, sigap, tangkas, cepat dan tepat serta berkesinambungan dalam kemampuan melakukan perubahan yang lebih cepat dari perubahan itu sendiri dan memiliki kemampuan membaca peta perubahan faktor eksternal yang berimbas bagi organisasi yang dipimpinya dengan bantuan teknologi IT, cloud system dll.
- Pemimpin yang karismatik, berkemampuan dalam memimpin dan menjadi panutan
- Pemimpin yang mendevelop pekerjanya (coach dan counsel)
- Pemimpin yang berkontribusi yang menghasilkan
- Pemimpin yang diikuti pekerjanya karena munculnya keinginan dari pekerjanya
- Pemimpin karena anda kebetulan sudah diangkat jadi pemimpin dalam organisasi.
Tentunya evolusi kepemimpinan tersebut bersifat dinamis dan
selalu mengikuti perubahan yang selalu terjadi setiap saat. Dan itulah yang menciptakan pemimpin yang
bertransformasi, yang memiliki keunggulan komparative, kompetitive ,adaptive
dan digitalisasi.
Peluangnya sekarang bila kita lihat banyak organisasi
konservatif punya karyawan banyak, lahan dan gedung besar dengan omzet dan
total aset serta EBIT lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan virtual bench
yang kantornya kecil dan karyawannya sedikit , bisnis dunia maya tetapi
bernilai dalam konteks Rupiah atau Dollar sangat jauh lebih besar. Lihat
google, linkedin, twitter, WA dan masih banyak lainnya, merupakan sebuah peluang yang tidak pernah
habis untuk terus diberdayakan oleh pemimpin yang agile yang digital minded. Meski bila dibandingkan dengan perusahaan
konservatif seperti manufacture,
retailer, mining dll, maka dampak
pengaruh VUCA nya lebih dasyat dibandingkan perusahaan berbasis virtual bench. Artinya semua pemimpin haruslah pemimpin yang
agile dalam konteks corporate agility, business agility hingga personal agility. Sebuah bangunan
dengan fondasi yang kuat yang membuat organisasi tetap terus bertahan dalam
segala situasi.
Era digitalisasi memungkinkan setiap orang berhubungan tanpa
ada batasan (connected) yang akan menciptakan selalu bisnis model kekinian,
bandingkan dengan era konservatif , sebegitu banyak mesin atau sistem
tersambungkan hanya akan menciptakan sebuah terobosan produktivitas yang baru.
Artinya pemimpin pada era digitalisasi industri bukan hanya harus cepat tetapi
juga harus INSTANT kalau tidak ingin dilewati para pesaingnya.
Pemimpin dalam era digitalisasi haruslah memiliki DNA
digital master yang dipengaruhi 2 faktor yaitu kemampuan memimpin dan kemampuan
digital. Kalau boleh saya ambil sebuah kalimat bagus yakni “praktisi HR tidak
boleh tidak suka dengan IT teknologi kalau masih mau beraktivitas di dunia HR”,
maka relevan sekali pemimpin dalam era sekarang harus memguasai ke dua faktor
tadi.
Penjabaran matriks DNA tersebut sebagai berikut :
- Fashionistas ; Organisasi dilengkapi dengan sistem digital terkinikan akan tetapi pemimpin organisasi belumlah memaksimalkan pemanfaatannya untuk membantu organisasi mencapai keuntungan bisnis organisasi
- Beginners; penguasaan teknologi dan kemampuan kepemimpinannya masih dibawah standar yang diharapkan, dan akan keluar dari liga nasionalnya
- Concervatives; banyak pemimpin hebat tidak lebih cepat dari pesaingnya dikarenakan tidak dilengkapi atau kurang didukung dengan teknologi digitalisasi, ini salah satu VUCA masih berimbas pada organisasi dalam pengambilan keputusan
- Digital Masters; pemimpin besar yang ambisius dan demanding pada sistem dan struktur yang dimilikinya memanfaatkan secara optimal teknologi digitalisasi yang dimilikinya untuk memimpin pangsa pasarnya dan sumber daya manusianya.
Dalam sistem pengembangan leadership atau kepemimpinan
selalu dimulai dari talent grid atau talent reviewing sebuah organisasi. Dari talenta yang dimiliki maka akan
disiapkan calon pemimpin masa depan. Maka kita kenal ada program LDP Leadership
Development Program yang terdiri dari 4 level secara umum yaitu :
- LDP Executive
- LDP Manager
- LDP Supervisor
- LDP Technisian.
Sebuah organisasi yang hebat akan menggunakan seluruh sumber
daya yang dimiliki termasuk teknologi digitalisasinya, salah satunya adalah sistem
cloud dalam talent management system untuk memastikan adanya kemudahan,
efektivitas dan efisiensi dalam mengembangkan leader masa depannya dengan
memaksimalkan era digitalisasi sekarang ini.
Kembali pada figure pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang
memiliki keterlekatan (engage) yang kuat baik terhadap pekerjaan (task) maupun
karyawan/peers (people) dalam menggerakkan strategi, sistem, struktur, staff,
skill dan style pemimpin itu sendiri share value menuju organisasi yang
efektif, produktif, dan profitable.
Semoga Indonesia, mempunyai pemimpin-pemimpin digital yang
besar dan hebat serta cinta negerinya sendiri.
Semoga bermanfaat. Majulah Indonesia. Majulah SDM Indonesia.
Tangerang, 7 Mei 2016
Haris H. Sidauruk
Elohim Yevarekh Etkhem
Topi kupluk kecil
Grow grain grow trees grow people
Tidak ada komentar:
Posting Komentar