haris

Sabtu, 27 Juni 2015

TALENT MANAGEMENT selaras dengan PEOPLE MANAGEMENT dalam dunia Human Resource

Dear Talent WOW,
Berbicara Talent Management selalu dilihat sang investor sesuatu yang tidak boleh tidak dan wajib hukumnya harus dimiliki dalam sebuah organisasi dan pelaksanaannya harus FTR First Time Right .  Meski sekarang banyak sekali teknologi IT (clouds) sangat membantu dalam pelaksanaannya yang pernah saya tulis dalam blog ini dalam beberapa topik kuncinya adalah "manusia" nya yang mengelolal sistem ini.  Dan jangan pernah mengandalkan sistem atau tool tetapi kita sebagai praktisi HR itulah yang mengendalikannya.  Dibanyak organisasi konsep Talent Management masih jauh dari tingkat rasa pemuasan kebutuhan pelanggannya (baca : organisasi , executives n karyawan).
Dibawah ini sebuah pemikiran yang menyampaikan akibat ketidak-sinkron-an dalam menjalankan sistem TMS  dan tujuan mulia nya yaitu berupa result : organisasi yang efektif, produktif dan profitable. Maka mulai tumbuh pemikiran atau semacam pola pikir bahwa menjalankan organisasi bukan hanya fokus pada TALENT tetapi harus mampu melakukan "people management".  Menurut saya ini seperti bicara telor dan ayam mana yang lebih dulu atau mana yang lebih baik?.  Pada intinya apabila sebuah sitem teknologi IT (TMS- yang berkaitan dengan Talent Management) memberikan hasil yang belum maksimal meski dilengkapi dengan teknologi proponent maka seperti konsep pemecahan masalah atau problem solving yang harus dicari adalah 5W (why-why-why-why-why_).  dan ini sudah terjadi pada beberapa perusahaan besar maupun domestik yang menggunakan aplikasi sistem dalam mendukung sistem Talent Management nya.  Bukan melompat dan masuk pada topik baru (mungkin bukan baru lagi kali yah ) bahwa dalam membantu organisasi mencapai goal bisnisnya maka perlu dijalankan secara merata melakukan pengelolaan karyawan -people management ( yang ini sudah menjadi keharusan standard pada saat organisasi berdiri  bukan!) sebagai akibat belum sempurnanya sistem TMS Talent Management Suites.  Silahkan menyimak tulisan saya sbb:


Perubahan dalam  konsep  HR yang saya pahami adalah HR administrasi, HR parctices, HR strategic HR ouside in.    Yang ke tiga dikenal juga sebagai konsep HCM yang mendalami talent management.  Dimana banyak CEO menyetujui talent orang-oranghebat mereka itulah yang menjadi drive performance organisasi secara ketotalan yang mendorong organisasi mencapai double digit.  Otomatis ada shortage (kekurangan jumlah talent yang dimiliki sendiri dalam organisasi) . Di negara-negara maju sana saking hebatnya bicara talent mereka membuat konsep dan sistem cloud TMS Talent Management Suite . Nah ini sumber masalahnya saya melihat sistem ini menjadi bumerang  kenapa? konsep awal TMS adalah penciptaan : "TALENT CENTRIC  fokus benar-benar pada Talent", ternyata dengan sistem tersebut (sistem IT untuk TMS /clouds) tidak  atau belum  dapat membuktikan secara penuh bahwa organisasi yang memiliki sistem canggih TMS  yang integrated benar-benar dapat menciptakan TALENT nya (maksud saya tidak atau belum menjamin akan terbentuk orang-orang hebat).  Tambahan pula banyak vendor yang menjual sistem ini sangat bersaing dan menjual dengan harga yang tidak murah..

Nah akibat dari ini saya menganalisa terjadi banyak pendapat dan  mencoba menyampaikan bahwa sistem tersebut masih menyisakan ada kelemahan karena tidak mengakomodasi kinerja banyak karyawan lain yang bukan disebut sebagai "talent".

Jadi kembali praktisi HR dibawa kembali ke konsep lama (menurut saya) yaitu ada perubahan paradigma dari "TALENT MANAGEMENT" ke "PEOPLE  MANAGEMENT".  Ini juga dikaitkan dengan konsep saat ini bila bicara talent tidak lepas dari 4E Empowerment, Engagement, Effectivity dan Environment serta PMS Performance Management System dan PA nya.  Dimana dalam konsep performance appraisal selalu dikaitkan dengan  "KURVA BELL" (baca : bagaimana menahan inflasi merit).  Konsep ini menurut saya sudah tidak pantas atau tidak tepat lagi dipakai di sebuah organisasi. Kenapa? karena bertentangan dengan konsep TALENT (high potensial dari High performer).  Dengan kurva ini maka organisasi sudah membatasi berapa jumlah "HYPER PERFORMER" nya, sementara pada sisi lain CEO membutuhkan yang jika memungkinkan sebanyak-banyaknya jumlah Talent dalam organisasi harus diciptakan bukan?.  Kurva Bell ini sudah sepantasnya diganti dengan sebuah kurva yang APA ADANYA.  Kalau memang banyak high performer sebuah organisasi dan sangat sedikit "less performernya" maka organisasi tersebut memang harus berani bayar lebih (sebagai konsekuensinya organisasi juga pasti DOUBLE DIGIT).  Kurva performance appraisal result  berubah dari 'Kurva Bell" menjadi "KURVA LONG TAIL" (bisa kekiri atau ke kanan masih ingat belajar kurva asimtut).

Kembali ke topik di  atas , hemat saya tidak perlu ada perubahan paradigma dari "TALENT MANAGEMENT"  ke "PEOPLE MANAGEMENT", karena jelas dalam organisasi memang pasti ada TALENT-TALENT yang dipromosikan ke JABATAN KUNCI sedangkan yang lain yaitu dalam "people management atau developmentt" juga dipromosikan ke jabatan biasa.  Jadi Talent management dan People Management justru harus jalan paralel dalam konteks meningkatkan peluang atau oppotunity organisasi mencapai tujuan bisnis (double digit).

Dan secara data statistik  tidak semua karyawan memiliki  tingkat HIPO yang sama , pasti ada TALENT_TALENT dalam organisasi dan ini tetap dikelola dalam konsep "TALENT MANAGEMENT" dalam menciptakan A player atau top leader yang berkontribusi dalam jangka waktu singkat bagi organisasi.  Sedangkan yang lainnya tetap dikelola dalam  aktivitas umum HR  atau employee life cycle atau juga yang kita kenal sebagai "PEOPLE MANAGEMENT".

Persoalannya adalah bagaimana komitmen manajemen menyikapinya dengan 
1. Leader engagement terhadap pekerjaanya dan karyawannya harus ditingkatkan
2. FTR First Time Right terlebih terkait dengan TOTAL REWARDs nya (jangan pakai kurva BELL lagi!!!) apabila tetap ingin menjadi "EMPLOYER OF CHOICE".

Semoga bermanfaat.

Majulah Indonesia. Majulah SDM Indonesia.

Salam
Haris H. Sidauruk
+62816851015
+6281297532510
Grow grain grow trees grow people
Elohim Yevarekh Etkhem





Tidak ada komentar:

Posting Komentar